Senin, 19 November 2012
Perdagangan Sapi Import Di Indonesia
Pemerintah Jajaki Impor Sapi Bakalan dari Amerika
Pemerintah menjajaki impor sapi bakalan dari negara yang bebas penyakit mulut dan kuku seperti Amerika Serikat dan Meksiko.
Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi dampak kebijakan pemerintah Australia yang menghentikan sementara ekspor sapi bakalan ke Indonesia, kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu saat menyampaikan keterangan mengenai perkembangan harga bahan pokok di Jakarta.
Sekarang masih dilakukan koordinasi antara Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koordinator Perekonomian tapi belum ada yang konkret. Prinsipnya bagaimana kami mencari alternatif, akan lebih baik kalau punya sumber yang beragam,
saat ini selain berusaha meningkatkan populasi ternak sapi di dalam negeri, pemerintah juga berusaha mencari sumber impor sapi bakalan dari negara-negara yang 100 persen terbebas dari penyakit mulut dan kuku.
negara yang dianggap berpotensi adalah AS dan Meksiko. Lebih lanjut Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar menegaskan, pencarian negara alternatif impor lebih ditujukan untuk komoditas sapi bakalan.
Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri Perdagangan juga memastikan stok daging dan sapi bakalan di dalam negeri dalam jangka pendek masih mencukupi.
Pengaruh kebijakan pembatasan ekspor pemerintah Australia, menurut mereka, sampai saat ini belum menimbulkan dampak psikologis terhadap harga daging sapi di dalam negeri.
Menurut laporan Kementerian Perdagangan, harga rata-rata nasional daging sapi selama Juni 2011 sampai tanggal 15, sebesar Rp68.407 per kilogram atau sedikit lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat Rp68.381 per kilogram.
Kendati demikian, rata-rata harga daging sapi selama Mei dan Juni 2011 masih jauh lebih tinggi dibanding kurun yang sama 2010. Harga rata-rata daging sapi selama Mei dan Juni 2010 berturut-turut Rp64.995 per kilogram dan Rp64.887 per kilogram.
Menurut Menteri Perdagangan, harga daging sapi selama semester pertama 2011 cenderung stabil.
Ia memperkirakan harga komoditas tersebut baru akan naik bermakna menjelang Ramadhan dan Lebaran, antara Agustus dan September.
Biasanya ada kenaikan permintaan sampai sekitar 20 persen, biasanya harga naik antara lima persen dan 10 persen. Tapi biasanya setelah itu turun lagi," katanya.
Pemerintah Australia pada awal Juni memutuskan menghentikan sementara ekspor sapi bakalan ke Indonesia selama enam bulan karena pertimbangan aspek pemenuhan hak kesejahteraan hewan dalam proses penyembelihan sapi di rumah-rumah potong hewan di Indonesia.
Keputusan itu diambil dengan mengacu pada fakta tentang penganiayaan pada hewan sebelum proses penyembelihan di rumah potong hewan yang disampaikan lembaga swadaya masyarakat "Animals" Australia yang ditayangkan pada acara bertajuk "Four Corners" di stasiun televisi ABC TV pada 30 Mei 2011.
Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya jumlah rumah potong hewan yang oleh pemerintah Australia dianggap tidak menerapkan standar pemenuhan hak kesejahteraan hewan tidak banyak.
Sebagai gambaran Indonesia membeli 60 persen dari seluruh sapi bakalan Australia yang diekspor melalui Pelabuhan Darwin di Northern Territory serta Broome dan Wyndhan di Australia Barat. Setiap tahun Indonesia mengimpor sekitar 600 ribu sapi bakalan dari negara itu.
Menurut data Meat and Livestock Australia, pada 2010 penjualan sapi Australia ke Indonesia memberikan kontribusi 319 dolar Australia atau setara 342 juta dolar AS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar