Selasa, 12 April 2011

Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun

adalah satuan perencanaan yang dibuat oleh pemerintah Orde Baru di Indonesia.
· Repelita I (1969 – 1974) bertujuan memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian.
· Repelita II (1974 – 1979) bertujuan meningkatkan pembangunan di pulau-pulau selain Jawa, Bali dan Madura, di antaranya melalui transmigrasi.
· Repelita III (1979 – 1984) menekankan bidang industri padat karya untuk meningkatkan ekspor.
· Repelita IV (1984 – 1989) bertujuan menciptakan lapangan kerja baru dan industri.
· Repelita V (1989 – 1994) menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan.
Rencana Pembangunan Lima Tahun Kedua ini bersifat indikatif, artinya memberikan arah perkembangan umum yang hendak dicapai selama lima tahun yang akan datang beserta skala prioritasnya. Secara umum juga diberikan suatu gam- ­baran mengenai laju pertumbuhan ekonomi yang diharapkan serta perobahan struktur ekonomi selama lima tahun yang akan datang, jumlah dana yang dibutuhkan beserta sumber- sumber potensiil daripada dana tersebut, perkembangan ke­sempatan kerja, dan alokasi anggaran pembangunan negara sesuai dengan skala prioritas yang telah digariskan.
Rencana ini juga untuk sebagian besar mencakup rencana pembangunan di sektor pemerintah. Walaupun demikian sasaran dan prioritas nasional yang telah ditetapkan merupakan pula sasaran dan prioritas bagi kegiatan dunia usaha pada umumnya, sehingga sasaran tersebut hanya dapat dicapai apabila terdapat suatu gerak yang serasi antara kegiatan dunia usaha dengan kegiatan pemerintah. Kebijaksanaan pokok pemerintah adalah untuk membimbing dan mengarahkan kegiatan dunia usaha demi menjamin keserasian kegiatan usahanya dengan kegiatan pemerintah serta mendorong pertumbuhannya secara optimal. Pemerintah khususnya akan membantu dan membimbing peng­usaha golongan ekonomi lemah baik di dalam segi permodalan, pemasaran, dan ketrampilan demi untuk menciptakan suatu landasan yang luas dan kokoh bagi pertumbuhan ekonomi se­lanjutnya.
Perkiraan yang diadakan di dalam rencana ini tidak didasar- ­kan kepada suatu model ekonomi makro yang bersifat matematis. Artinya perkiraan ini tidak didasarkan kepada parameter-parameter kwantitatif yang dihitung dari hubungan­hubungan ekonomi yang menentukan keseimbangaan antara sumber-sumber dana dan kebutuhan investasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Cara pendekatannya adalah lebih sederhana oleh karena: Pertama, masih kurang tersedianya data, sedang kwalitas data masih meragukan untuk mengadakan perkiraan berdasarkan modal yang bersifat ma- ­tematis. Perkiraan mengenai produksi nasional, pendapatan nasional beserta komponen-komponennya seperti tabungan, investasi, dan lain-lain dewasa ini masih sangat lemah. Kedua, mengingat taraf perkembangan ekonomi kita dewasa ini, masih diragukan apakah faktor-faktor institusionil, teknis maupun tingkah laku ekonomi yang menentukan keseimbangan di dalam tingkat dan laju pertumbuhan ekonomi beserta komponen­kamponennya telah mempunyai suatu pola perkembangan yang normal. Artinya, perekonomian kita masih berada di dalam suatu proses mencari suatu pola keseimbangan perkembangan yaag wajar sehingga masih diragukan akan adanya hubungan­hubungan strukturil yang telah bersifat stabil.
Walaupun demikian, perkiraan-perkiraan yang disusun me­-ngenai laju pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh maupun secara sektoral, jumlah investasi, tabungan pemerintah dan tabungan masyarakat, ekspor, impor, sumber dana luar negeri, dan lain-lain telah diusahakan sedapat mungkin serasi antara yang satu dengan yang lain rnelalui suatu cara pendekatan secara bertahap dan yang bersifat parsiil. Di samping itu telah pula diusahakan keserasian antara perencanaan sektoral de­ngan perencanaan regional. Dengan demikian diharapkan bahwa perencanaan.sektoral yang berdasarkan prioritas nasional juga sekaligus mencerminkan prioritas pembangunan regional.
Perkiraan mengenai sumber-sumber didasarkan kepada asumsi serta perkiraan mengenai perkembangan ekonomi In­donesia serta perkembangan ekonomi dunia. Perkembangan ekonomi dunia sedang mengalami berbagai macam kegoncangan. Dewasa ini perekonomian dunia sedang dilanda oleh berbagai macam krisis seperti krisis moneter, krisis perdagangan, krisis pangan, krisis energi, dan sebagainya. Semuanya ini menim­- bulkan pula ketidakpastian di dalam perkembangan ekonomi dunia. Dengan berbagai macam kebijaksanaan ekonomi dan keuangan, pemerintah berusaha untuk memperkecil akibat daripada gejolak perekonomian dunia. Namun, pengaruh ke­tidakpastian di dalam perekonomian dunia tersebut tentu tidak mungkin dapat dielakkan sama sekali. Hal ini berarti bahwa perkiraan ini perlu senantiasa diitelaah dan ditinjau kembali dalam rangka perkembangan ekonomi di masa depan.
Sebagai rencana yang bersifat indikatif maka berdasarkan skala prioritas yang telah digariskan, Rencana Pembangunan Lima Tahun Kedua ini menentukan sasaran umum yang hendak dicapai serta arah kebijaksanaan yang akan ditempuh. Secara lebih operasionil maka rencana ini akan dituangkan ke dalam program kegiatan dan proyek pembangunan yang lebih konkrit di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang merupakan rencana tahunan. Setiap tahunnya rencana untuk tahun berikutnya disusun berdasarkan perkembangan dan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian maka rencana inipun bersifat dinamis

4 komentar: